Perpustakaan Khusus Memiliki Peran Strategis dalam Mendukung Tugas dan Fungsi Kelembagaan

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Forum Perpustakaan Khusus Indonesia bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional menyelenggarakan Seminar Nasional yang mengambil tema “Arah Tata Kelola Perpustakaan Khusus di Indonesia dalam Menghadapai Revolusi Industri 4.0” bertempat di Ruang Teater lantai 2 Perpusnas Medan Merdeka Selatan, pada hari Senin (5/11). Hadir pada acara tersebut Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Ketua Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI) Wahyu Kumoro, dan narasumber yang terdiri dari Praktisi Perpustakaan Riset PDII/LIPI Hendro Subagyo, Praktisi Perpustakaan Media CNN Indonesia Yogi Hartono, Praktisi Perpustakaan Rumah Ibadah Masjid Istiqlal Mukmin Suprayogi, Praktisi Perpustakaan Hukum Daniel S Lev Library/PSHK Farli Elnumeri, dan moderator dari Kepala Perpustakaan BPPT Eka Meifrina.

“Kita berada disini untuk mendengarkan paparan tentang bagaimana mempersiapkan diri kita sebagai pustakawan atau sebagai pengelola perpustakaan khusus dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, yaitu perubahan yang lebih kita kenal sebagai industri 4.0,” ujar Wahyu komoro dalam laporannya sebagai ketua panitia kegiatan. Wahyu juga menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang terkait sehingga seminar nasional yang dihadiri oleh 165 pustakawan atau pengelola perpustakaan dari berbagai kementerian atau lembaga dapat terselenggara dengan baik. Ketua FPKI tersebut juga menyampaikan dengan terselenggaranya seminar nasional merupakan kesempatan bagi para pustakawan atau pengelola perpustakaan untuk mendalami hal-hal tentang pengelolaan perpustakaan khusus.

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando sebagai keynote speech dalam acara tersebut memaparkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa ketentuan mengenai Perpustakaan Khusus telah diatur dalam pasal 25, 26, 27, 28. Syarif menjelaskan peran perpustakaan khusus, baik itu perpustakaan Kementerian atau Lembaga posisinya sangat strategis dalam menyediakan informasi dalam mendukung tugas dan fungsi kelembagaan. Selain itu pustakawannya juga harus dapat menyediakan informasi sebanyak mungkin dari yang terserak dan dapat disajikan kepada pemustaka atas informasi yang cukup dan terpercaya. “Pada setiap kesempatan saya katakan tidak ada yang memandang sebelah mata pustakawan kecuali pustakawan itu sendiri yang memble. Oleh karena itu pustakawan akan selalu hadir kepada setiap orang penting yang membutuhkan informasi asal profesional dan bekerja dengan baik,” tutur Syarif.

 

Reportase : Arwan Subakti

sumber:https://www.perpusnas.go.id/news-detail.php?lang=id&id=18110601323585V3sF9QCK

Bagikan ke Sosial Media

-->